#BerencanaItuKeren
#2anaklebihsehat
#tnimanunggalkbkesehatan
#ppkspuspakencana
Setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai hari keluarga nasional. Peringatan hari keluarga nasional dimaksudkan sebagai peringatan betapa pentingnya peran keluarga dalam masyarakat Indonesia. Keluarga diharapkan memiliki peran besar dalam memperkuat ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, yang dimulai dari keluarga.
Tema yang diangkat pada 20 juni 2021 ini adalah Keluarga Keren, Cegah Stunting. Hari Keluarga Nasional tahun ini menjadi momentum bagi setiap keluarga Indonesia untuk bersama-sama menyelamatkan anak-anak Indonesia dari ancaman stunting karena stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi perlindungan termasuk perlindungan dari segi kesehatan. Kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan pada keluarga termasuk stunting dapat dinilai dari coping score keluarga.
Kriteria coping score keluarga adalah:
Coba kita nilai, posisi keluarga kita ada di skor berapa ya? Untuk menuju kemandirian keluarga dalam mengatasi kesehatan atau coping score 5 tentu perlu upaya-upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang isu kesehatan keluarga.
Untuk keluarga dengan balita, stunting merupakan masalah kesehatan yang perlu dipahami. Stunting, menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi, berulangnya infeksi dan kurangnya stimulasi psikososial. Stunting pada balita membutuhkan perhatian khusus karena menghambat efek pada perkembangan fisik, mental dan kecerdasan anak. Dampak stunting pada kesehatan antara lain gagal tumbuh, hambatan kecerdasaan saat sekolah dan penyakit saat dewasa seperti diabetes, obesitas, stroke dan penyakit jantung.
Jadi yang perlu dilakukan keluarga dengan balita untuk pencegahan stunting antara lain:
Keluarga dengan balita yang sudah melakukan hal-hal diatas dengan mandiri berarti sudah mempunyai coping score 5 artinya sudah dapat mandiri menjaga kesehatan anggota keluarganya yang balita. Bagi yang belum, ayo kita tingkatkan lagi dengan terus belajar bersama dengan mencari informasi kesehatan anak dari sumber terpercaya seperti satyagatra ini atau ikut konsultasi online satyagatra. Silahkan menghubungi kami, kami akan siap sedia bertumbuh bersama keluarga Indonesia untuk menyelamatkan balita Indonesia dari stunting. Keluarga Keren, (bisa) Cegah Stunting!
Penulis: dr Yusnita
Editor : Nur Ainun Sidabutar
Kegiatan Lokakarya Daerah Program Bangga Kencana di Kota Salatiga Tahun 2021, dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Kegiatan ini bertujuan agar Pemangku Kebijakan, Perangkat Daerah, Mitra Kerja dan Organisasi Masyarakat dapat bersinergi dalam peningkatan komitmen dan peran, serta mengembangkan Program Bangga Kencana di Kota Salatiga.
Peserta kegiatan ini adalah 80 orang dia antaranya adalah para Pemangku Kebijakan, Perangkat Daerah, Mitra Kerja dan Organisasi Masyarakat di Kota Salatiga. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu Senin-Selasa/5-6 April 2021di Ruang Pertemuan Kec. Argomulyo. Jl. Argosari Raya, Randuacir, Argomulyo.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan Memberikan kontribusi secara nyata dalam upaya keberhasilan program Bangga Kencana di Kota Salatiga dalam rangka menciptakan Salatiga yang SMART (Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat). Melalui Program Bangga Kencana diharapkan dapat ikut berperan dalam pencegahan dan penanganan Stunting di Indonesia pada umumnya dan di Kota Salatiga pada khususnya dalam rangka Menuju Indonesia Bebas Stunting. Memberikan Informasi, Edukasi dan Motivasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan Program Bangga Kencana di Kota Salatiga agar masyarakat juga ikut berperan langsung dalam pelaksanaan program Bangga Kencana demi terwujudnya keluarga yang bahagia, sejahtera, mandiri, bermartabat dan berkualitas.
#banggakencana
#berencanaitukeren
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Salatiga menghadiri acara Pembinaan Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di Kampung KB Kota Salatiga Tahun 2021. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Salatiga di Aula Kantor Kecamatan Sidomukti, dihadiri oleh 80 orang Kader BKB dari 5 Kampung KB di Kota Salatiga, pada
Alasan mengapa Bina Keluarga Balita (BKB) penting :
Kualitas SDM ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini, ingat “1000 Hari Pertama Kehidupan.
Tumbuh kembang anak dapat optimal melalui interaksi orangtua dan anak secara efektif.
Masa balita khususnya usia 0-3 th adalah masa keemasan atau golden period.
Apabila “masa emas dilewatkan”, Balita akan mengalami keterlambatan dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal, yang saat ini dikenal dengan istilah “stunting” atau gagal tumbuh.
Ibu Balita harus ber-KB, agar anak SEHAT
Jadilah “Orang Tua Hebat”
Peran PKK dan kader Bina Keluarga Balita , dirasakan semakin penting/strategis dalam menjalankan program Pembangunan Keluarga di lingkungan pertama dan utama yaitu keluarga. Oleh karena itu pengetahuan, ketrampilan dan kemampuannya perlu ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan “Kader Bina Keluarga Balita“ agar para Kader/pengelola lebih memahami berbagai tugas fungsinya dalam mendukung program Pembangunan Keluarga.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Allah SWT, senantiasa meridhoi usaha kita sehingga kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat dalam rangka pengabdian kita membangun masyarakat Kota Salatiga yang sehat, mandiri dan sejahtera.
Selasa, 9 Maret 2021.
Penanganan stunting di Indonesia akan dilakukan dalam kerangka pembangunan keluarga secara integral
Presiden Joko Widodo menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai badan yang bertanggung jawab dan mengetuai pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting (kekerdilan pada anak) di Indonesia. Hingga tahun 2024 mendatang, penurunan angka tersebut ditargetkan untuk turun hingga 14 persen dari angka yang sebesar 27,6 persen di tahun 2019 lalu.
“Hari ini Bapak Presiden memberikan amanah kepada BKKBN dalam bentuk perintah agar menjadi Ketua Pelaksana untuk percepatan penurunan stunting. Saya sebagai Kepala BKKBN tentu menerima amanah ini dengan niat dan tekad yang kuat,” ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 25 Januari 2021, selepas rapat terbatas bersama Presiden dan jajaran terkait.
Selama ini, penurunan angka stunting di Indonesia masih berada pada angka 1,6 persen per tahunnya. Melalui penugasan tersebut, Presiden memiliki target bahwa setidaknya dalam tiap tahun angka stunting di Indonesia dapat diturunkan hingga 2,7 persen.
Sejumlah langkah luar biasa segera dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dalam kesempatan yang sama menjelaskan, penanganan stunting di Indonesia akan mengacu pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai landasan hukum pelaksanaan.
“Artinya bahwa penurunan angka stunting ini basisnya adalah dalam upaya untuk membangun keluarga sehingga pembangunan keluarga tidak hanya sebatas pembatasan atau penjarangan angka kelahiran, tetapi betul-betul pembangunan keluarga yang integral. Salah satunya adalah penurunan angka stunting,” ucapnya.
Pemerintah menaruh perhatian besar bagi upaya pengurangan angka stunting ini. Sebab, hal tersebut dapat memengaruhi kualitas angkatan kerja Indonesia di masa mendatang.
BKKBN dalam menjalankan tugas ini akan dibantu oleh sejumlah kementerian yang memiliki perpanjangan tangan langsung hingga tingkat daerah dan akan segera menyusun langkah konkret, detail, serta terukur berdasarkan data pemetaan angka stunting yang telah ada.
“Bapak Presiden juga meminta supaya daerah-daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota yang angka stunting-nya masih tinggi betul-betul memiliki kesungguhan dalam upaya menangani stunting ini,” tandasnya.
(BPMI Setpres)
Sumber: presidenri.go.id