Selasa, 21 September 2021

BHAKTI SOSIAL PELAYANAN KB DALAM RANGKA TNI MANUNGGAL KB KESEHATAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2021



Salatiga, 21 September 2021, Dalam rangka meningkatkan capaian pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi jangka Panjang ) TNI turut berperan serta dalam mendukung Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana) melalui Bhakti Sosial TNI Manunggal KB Kesehatan , mulai tanggal 5 September – 4 Oktober 2021

Adapun di Kota Salatiga akseptor yang terdaftar sampai dengan tanggal 21 September yaitu :
MOW         = 10 Akseptor
Implant     = 75 Akseptor
IUD            = 58 Akseptor
MOP           = 1 Akseptor
Yang dilayani di beberapa Faskes di Kota Salatiga

#banggakencana
#BerencanaItuKeren
#2anaklebihsehat
#tnimanunggalkbkesehatan
#ppkspuspakencana












Kamis, 08 Juli 2021

Selamat hari keluarga nasional ya…

Setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai hari keluarga nasional. Peringatan hari keluarga nasional dimaksudkan sebagai peringatan betapa pentingnya peran keluarga dalam masyarakat Indonesia. Keluarga diharapkan memiliki peran besar dalam memperkuat ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, yang dimulai dari keluarga.

Tema yang diangkat pada 20 juni 2021 ini adalah Keluarga Keren, Cegah Stunting. Hari Keluarga Nasional tahun ini menjadi momentum bagi setiap keluarga Indonesia untuk bersama-sama menyelamatkan anak-anak Indonesia dari ancaman stunting karena stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi perlindungan termasuk perlindungan dari segi kesehatan. Kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan pada keluarga termasuk stunting dapat dinilai dari coping score keluarga.

Kriteria coping score keluarga adalah:

  1. : Keluarga tidak peduli dengan anggota keluarga yang sakit
  2. : Keluarga hanya sesekali memperhatikan anggota keluarga yang sakit
  3. : Keluarga memperhatikan anggota keluarga yang sakit dan masih tergantung membutuhkan orang lain sebagai pengingat (seperti kader, penyuluh, bidan, perawat atau dokter)
  4. : Keluarga memperhatikan anggota keluarga yang sakit secara penuh, kadang-kadang saja membutuhkan orang lain sebagai pengingat pengingat (seperti kader, penyuluh, bidan, perawat atau dokter)
  5. : Keluarga dapat secara penuh memperhatikan pasien anggota keluarga yang sakit , dapat melakukan upaya pencegahan dan pengobatan awal secara mandiri serta mengetahui kapan harus menghubungi dokter.

Coba kita nilai, posisi keluarga kita ada di skor berapa ya? Untuk menuju kemandirian keluarga dalam mengatasi kesehatan atau coping score 5 tentu perlu upaya-upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang isu kesehatan keluarga.

Untuk keluarga dengan balita, stunting merupakan masalah kesehatan yang perlu dipahami. Stunting, menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi, berulangnya infeksi dan kurangnya stimulasi psikososial. Stunting pada balita membutuhkan perhatian khusus karena menghambat efek pada perkembangan fisik, mental dan kecerdasan anak. Dampak stunting pada kesehatan antara lain gagal tumbuh, hambatan kecerdasaan saat sekolah dan penyakit saat dewasa seperti diabetes, obesitas, stroke dan penyakit jantung.

Jadi yang perlu dilakukan keluarga dengan balita untuk pencegahan stunting antara lain:

  1. Berikan ASI Eksklusif pada bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan
  2. Berikan makanan pendamping ASI yang sesuai, sesuai umur (dimulai setelah umur 6 bulan), sesuai jenis (diberikan bertahap dari makanan lumat, makanan lunak dan makanan padat) dan higienis (bersih)
  3. Berikan makanan bervariasi sesuai menu gizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak serta vitamin dan mineral
  4. Pantau tumbuh kembang dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan di posyandu atau di mengukur mandiri di rumah
  5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di 5 waktu wajib yaitu sebelum menyusi bayi, sebelum memegang makanan, sebelum makan, setelah buang air dan setelah beraktifitas diluar.
  6. Segera bawa anak ke dokter jika sakit.
  7. Berikan anak vitamin A setahun 2 kali di bulan februari dan agutus.
  8. Berikan anak obat cacing setahun sekali.
  9. Berikan anak zink jika anak diare.
  10. Jangan lupa imunisasi balita dengan lengkap
  11. Jangan lupa berikan stimulasi pada balita dengan mengajak bermain, mengobrol, membacakan buku atau sekedar memeluk dan menggendong anak.

Keluarga dengan balita yang sudah melakukan hal-hal diatas dengan mandiri berarti sudah mempunyai coping score 5 artinya sudah dapat mandiri menjaga kesehatan anggota keluarganya yang balita. Bagi yang belum, ayo kita tingkatkan lagi dengan terus belajar bersama dengan mencari informasi kesehatan anak dari sumber terpercaya seperti satyagatra ini atau ikut konsultasi online satyagatra. Silahkan menghubungi kami, kami akan siap sedia bertumbuh bersama keluarga Indonesia untuk menyelamatkan balita Indonesia dari stunting. Keluarga Keren, (bisa) Cegah Stunting!


Penulis: dr Yusnita

Editor : Nur Ainun Sidabutar

Selasa, 06 April 2021

Lokakarya Daerah Program BANGGA KENCANA di Kota Salatiga Tahun 2021

    Kegiatan Lokakarya Daerah Program Bangga Kencana di Kota Salatiga Tahun 2021, dalam rangka menunjang keberhasilan  penyelenggaraan Program Pembangunan Keluarga,  Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Kegiatan ini bertujuan agar Pemangku Kebijakan, Perangkat Daerah, Mitra Kerja dan Organisasi Masyarakat dapat bersinergi dalam peningkatan komitmen dan peran, serta mengembangkan Program Bangga Kencana di Kota Salatiga.

Peserta kegiatan ini adalah 80 orang dia antaranya adalah para Pemangku Kebijakan, Perangkat Daerah, Mitra Kerja dan Organisasi Masyarakat di Kota Salatiga. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu  Senin-Selasa/5-6 April 2021di Ruang Pertemuan Kec. Argomulyo.  Jl. Argosari Raya, Randuacir, Argomulyo.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan Memberikan kontribusi secara nyata dalam upaya keberhasilan program Bangga Kencana di Kota Salatiga dalam rangka menciptakan Salatiga yang SMART (Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat). Melalui Program Bangga Kencana diharapkan dapat ikut berperan dalam pencegahan dan penanganan Stunting di Indonesia pada umumnya dan di Kota Salatiga pada khususnya dalam rangka Menuju Indonesia Bebas Stunting. Memberikan Informasi, Edukasi dan Motivasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan Program Bangga Kencana di Kota Salatiga agar masyarakat juga ikut berperan langsung dalam pelaksanaan program Bangga Kencana demi terwujudnya keluarga yang bahagia, sejahtera, mandiri, bermartabat dan berkualitas.

#banggakencana

#berencanaitukeren

Selasa, 09 Maret 2021

Pembinaan Ketahanan Keluarga berbasis BKB

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Salatiga menghadiri acara Pembinaan Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di Kampung KB Kota Salatiga Tahun 2021. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Salatiga di Aula Kantor Kecamatan Sidomukti, dihadiri oleh 80 orang Kader BKB dari 5 Kampung KB di Kota Salatiga, pada 

Alasan mengapa Bina Keluarga Balita (BKB) penting :

Kualitas SDM  ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini, ingat “1000 Hari Pertama Kehidupan.

Tumbuh kembang anak dapat optimal melalui interaksi orangtua dan anak secara efektif. 

Masa balita khususnya usia 0-3 th adalah masa keemasan atau golden period.

Apabila “masa emas dilewatkan”, Balita akan mengalami keterlambatan dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal, yang saat ini dikenal dengan istilah “stunting” atau gagal tumbuh.

Ibu Balita harus ber-KB, agar anak SEHAT

Jadilah “Orang Tua Hebat”

Peran PKK dan kader Bina Keluarga Balita , dirasakan semakin penting/strategis dalam menjalankan program  Pembangunan Keluarga  di lingkungan pertama dan utama yaitu keluarga.  Oleh karena itu pengetahuan, ketrampilan dan kemampuannya perlu ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan “Kader Bina Keluarga Balita“ agar para Kader/pengelola lebih memahami berbagai tugas fungsinya dalam mendukung program Pembangunan Keluarga.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Allah SWT,  senantiasa meridhoi usaha kita sehingga kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat  dalam rangka pengabdian kita membangun masyarakat Kota Salatiga yang sehat, mandiri dan sejahtera.


Selasa, 9 Maret 2021.

Selasa, 26 Januari 2021

PRESIDEN JOKOWI TUNJUK BKKBN KETUAI PROGRAM PERCEPATAN PENANGANAN ‘STUNTING’

Penanganan stunting di Indonesia akan dilakukan dalam kerangka pembangunan keluarga secara integral

Presiden Joko Widodo menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai badan yang bertanggung jawab dan mengetuai pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting (kekerdilan pada anak) di Indonesia. Hingga tahun 2024 mendatang, penurunan angka tersebut ditargetkan untuk turun hingga 14 persen dari angka yang sebesar 27,6 persen di tahun 2019 lalu.

“Hari ini Bapak Presiden memberikan amanah kepada BKKBN dalam bentuk perintah agar menjadi Ketua Pelaksana untuk percepatan penurunan stunting. Saya sebagai Kepala BKKBN tentu menerima amanah ini dengan niat dan tekad yang kuat,” ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 25 Januari 2021, selepas rapat terbatas bersama Presiden dan jajaran terkait.

Selama ini, penurunan angka stunting di Indonesia masih berada pada angka 1,6 persen per tahunnya. Melalui penugasan tersebut, Presiden memiliki target bahwa setidaknya dalam tiap tahun angka stunting di Indonesia dapat diturunkan hingga 2,7 persen.

Sejumlah langkah luar biasa segera dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dalam kesempatan yang sama menjelaskan, penanganan stunting di Indonesia akan mengacu pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai landasan hukum pelaksanaan.

“Artinya bahwa penurunan angka stunting ini basisnya adalah dalam upaya untuk membangun keluarga sehingga pembangunan keluarga tidak hanya sebatas pembatasan atau penjarangan angka kelahiran, tetapi betul-betul pembangunan keluarga yang integral. Salah satunya adalah penurunan angka stunting,” ucapnya.

Pemerintah menaruh perhatian besar bagi upaya pengurangan angka stunting ini. Sebab, hal tersebut dapat memengaruhi kualitas angkatan kerja Indonesia di masa mendatang.

BKKBN dalam menjalankan tugas ini akan dibantu oleh sejumlah kementerian yang memiliki perpanjangan tangan langsung hingga tingkat daerah dan akan segera menyusun langkah konkret, detail, serta terukur berdasarkan data pemetaan angka stunting yang telah ada.

“Bapak Presiden juga meminta supaya daerah-daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota yang angka stunting-nya masih tinggi betul-betul memiliki kesungguhan dalam upaya menangani stunting ini,” tandasnya.

(BPMI Setpres)

Sumber: presidenri.go.id